Senin, 31 Juli 2017

PLTD Apung Aceh

PLTD Apung dengan berat 2.600 ton, panjang 63 meter, dan lebar 19 meter ini terseret sejauh lima kilometer akibat tsunami dan berlabuh di desa Punge Blang Cut



Kedahsyatan gelombang tsunami yang menerpa pesisir utara Banda Aceh pada Desember 2004 yang lalu ternyata masih meninggalkan jejak. Tentu masih terbayang dalam ingatan masyarakat aceh, tsunami telah meninggalkan jejak berupa monumen yaitu kapal PLTD APUNG ACEH. Monumen yang menjadi peringatan bagi siapapun terhadap bencana terbesar yang di alami Aceh pada masa itu.


Ketika tsunami terjadi pada tanggal 26 Desember 2004, kapal PLTD ( Pembangkit Listrik Tenaga Diesel )  terseret gelombang pasang setinggi 9 meter sehingga bergeser ke jantung Kota Banda Aceh sejauh 5 kilometer, padahal sebelumnya kapal ini bersandar di Pelabuhan Ulee Lheue, Kota Banda Aceh namun, karna hantaman Tsunami maka kapal PLTD pun terbawa hingga ke tengah-tengah pemukiman warga dan tidak jauh dari Museum Tsunami yang telah dibangun.

Kapal dengan berat 2.600 ton, panjang 63 meter, dan lebar 19 meter ini memiliki kapasitas listrik sebesar 10 mega watt. Sebelum datang ke Aceh, kapal ini pernah bertugas di Pontianak (1997), Bali (1999), dan kembali ke Pontianak (2001). Hadirnya kapal PLTD ini di Aceh atas permintaan Abdullah Puteh, yang menjabat Gubernur Aceh saat itu, untuk mengatasi krisis listrik yang terjadi pada tahun 2003.

Setahun lebih bertugas di Aceh, perjalanan kapal tersebut harus terhenti pada 26 Desember 2004. Saat merapat di Pelabuhan Ulee Lheue untuk mengisi bahan bakar, tiba-tiba tsunami datang menghantam kapal listrik ini.

Dari 11 awak kapal dan beberapa warga yang berada di atas kapal ketika tsunami terjadi, hanya satu orang yang berhasil selamat. Fenomena pergeseran kapal ini menunjukkan kedahsyatan kekuatan gelombang yang menimpa Seramoe Mekkah pada saat itu.

PARA PENGUNJUNG YANG MELIHAT KAPAL APUNG ACEH

Saat ini, area sekitar PLTD Apung telah dibeli oleh pemerintah Aceh untuk di jadikan monumen dan tempat wisata. Untuk mengenang korban jiwa yang jatuh akibat tsunami, dibangun monumen peringatan. Pada monumen itu juga tertera tanggal dan waktu kejadian dari musibah besar yang juga menimpa beberapa negara selain Aceh, Indonesia.

Di sekeliling monumen, dibangun dinding dengan relief menyerupai gelombang air bah. Dari atas kapal ini, pengunjung juga dapat melihat rangkaian pegunungan Bukit Barisan yang indah.




Meski tsunami, bencana terdahsyat yang pernah melanda Aceh pada saat itu, namun bukti keajaiban luar biasa tersebut masih bisa kita saksikan dengan adanya Kapal PLTD Apung yang kini menjadi objek wisata sejarah Aceh.


PERHATIAN : SETELAH MENGKLIK SEBUAH LINK, ANDA AKAN MENUJU KE HALAMAN BERIKUTNYA DAN TUNGGU 5 DETIK. SELANJUTNYA KLIK TULISAN LEWATI AGAR ANDA DAPAT MEMBUKA HALAMAN YANG ANDA TUJU.







TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN ANDA